Tafsir Surah Al-Bayyinah - 1 - Quran.com. Tafsir Ibn Kathir. Tazkirul Quran. 3. Situation of the People of the Book and of the Pagan Arabs before the advent of the Final Messenger of Allah ﷺ. Verse [ 1] draws attention to the situation of the world before the advent of the Messenger of Allah ﷺ : The entire world was sunk deeply in the

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

Ala-Maududi. (98:7) But those that believe and work righteous deeds, they are the best of creatures. [10] 10. That is, they are superior to all creatures of God, evento the angels, for the angels do not have the power todisobey, and these people adopt Allah's obedience in spiteof having the power to disobey Him. Quick navigation links. Surah Para ulama berselisih pendapat tentang status surat Al-Bayyinah, apakah tergolong Makkiyah atau Madaniyah. Jumhur ulama berpendapat bahwa surat ini adalah surat Madaniyyah, dan sebagian ulama yang lain berpedapat bahwa surat ini adalah surat Makiyyah. Hal ini karena di Mekkah, Nabi shallallahu alaihi wasallam hanya berinteraksi dengan orang-orang musyrikin dan orang-orang Jahiliyah saja. Adapun dalam surat ini Allah berbicara tentang Ahlul Kitab, sedangkan Nabi tidaklah berinteraksi dengan mereka kecuali ketika beliau sudah di Madinah. Karena setibanya beliau di Madinah, disana telah menetap orang-orang Anshar dari suku Al-Aus dan Al-Khazraj yang sebelumnya merupakan penyembah berhala dan juga orang-orang Yahudi dari Bani Nadhir, Bani Quraidzah, dan Bani Qainuqa’. Pada asalnya orang-orang Yahudi tidak tinggal di kota Madinah, akan tetapi setelah mereka mendapat kabar di dalam kitab Taurat bahwasanya akan diutus seorang Nabi terakhir dan tempat hijrah Nabi tersebut adalah di suatu tempat yang banyak kebun kurmanya, maka mereka mencari tempat tersebut dan akhirnya ditemukanlah kota Madinah, lalu mereka menetap disana menunggu Nabi tersebut. Mereka juga sangat mengetahui sifat-sifat Nabi terakhir yang akan diutus tersebut. Allah berfirman الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ “Orang-orang yang telah Kami beri kitab Taurat dan Injil mengenalnya Muhammad seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri.” QS Al-Baqarah 146 Mereka menduga bahwasanya Nabi terakhir tersebut dari kalangan Bani Israil, sebagaimana Nabi-Nabi sebelumnya. Nabi Ibrahim memiliki dua anak yaitu Ishaq dan Ismail. Ishaq memiliki anak yaitu Ya’kub yang kemudian dijuluki Israil. Dari Ya’kub inilah kemudian lahir semua Nabi setelahnya, mulai dari Nabi Yusuf hingga Nabi Isa, sehingga semua Nabi tersebut adalah keturunan Bani Israil. Adapun Ismail tidak memiliki keturunan yang menjadi Nabi kecuali Nabi Muhammad. Orang-orang Yahudi pun menantikan kedatangan Nabi yang terakhir yang mereka tahu bahwasanya Nabi tersebut akan mendatangkan kejayaan dan kemenangan. Kaum Yahudi sering sesumbar kepada orang-orang Anshar, mereka mengatakan, “Wahai kaum Anshar, akan diutus Nabi terakhir dan kami akan bersama Nabi tersebut untuk melawan kalian.” Tetapi ternyata Nabi tersebut terlahir dari bangsa Arab, sehingga mereka pun kafir kepada Nabi tersebut disebabkan hasad karena Nabi tersebut bukan dari Bani Israil. Allah berfirman وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ فَلَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْكَافِرِينَ “.. Sedangkan sebelumnya mereka yaitu orang-orang yahudi memohon kemenangan atas orang-orang kafir yaitu kaum anshor tatkala masih kafir, ternyata setelah sampai kepada mereka apa yang telah mereka ketahui itu, mereka mengingkarinya. Maka laknat Allah bagi orang-orang yang ingkar.” QS Al-Baqarah 89 Namun justru kaum Anshar lah yaitu suku al-Aus dan al-Khozroj yang beriman kepada Nabi yang di kemudian hari akan menyertai Nabi dalam memerangi Yahudi. Kaum Anshor berkata كُنَّا قَدْ عَلَوْنَاهُمْ دَهْرًا فِي الْجَاهِلِيَّةِ، وَنَحْنُ أَهْلُ الشِّرْكِ، وَهُمْ أَهْلُ الْكِتَابِ، فَكَانُوا يَقُولُونَ إِنَّ نَبِيًّا الْآنَ مَبْعَثُهُ قَدْ أَظَلَّ زَمَانُهُ، يَقْتُلُكُمْ قَتْلَ عَادٍ وَإِرَمَ. فَلَمَّا بَعَثَ اللَّهُ تَعَالَى ذِكْرُهُ رَسُولَهُ مِنْ قُرَيْشٍ وَاتَّبَعْنَاهُ كَفَرُوا بِهِ “Kami kaum Anshor dahulu mengalahkan kaum yahudi beberapa lama di zaman jahiliyah, dan ketika itu kami masih musyrik sementara mereka ahlul kitab. Mereka dahulu berkata, “Sungguh seorang nabi sekarang sudah hampir tiba pengutusannya, ia akan membunuhi kalian sebagaimana dibinasakannya kaum Aad dan Irom”. Tatkala Allah mengutus RasulNya dari suku Quraisy justru kami kaum Anshor yang mengikutinya sementara mereka kafir kepadanya” Tafsir At-Thobari 2/237 Inilah alasan mengapa jumhur ulama memasukkan surat Al-Bayyinah ke dalam golongan surat Madaniyyah. Surat Al-Bayyinah juga mempunyai beberapa nama selain Al-Bayyinah, seperti surat Al-Qayyimah, surat Munfakkin, surat Ahlul Kitab, surat Lam Yakunilladzina Kafaru. Sebagaimana dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari Anas bin Malik radhiallahu anhu, Nabi pernah berkata kepada Ubay bin Ka’ab إِنَّ اللَّهَ أَمَرَنِي أَنْ أَقْرَأَ عَلَيْكَ {لَمْ يَكُنْ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ}”. قَالَ وَسَمَّانِي؟! قَالَ “نَعَمْ”، فَبَكَى. “Sesungguhnya Allah memerintahkanku untuk membacakan kepadamu surat Lam Yakunilladzina Kafaru’.” Ubay berkata, “Dia Allah menyebut namaku, wahai Rasulullah,” Nabi menjawab. “Iya.” Ubay pun menangis. HR Bukhari no. 4959 Allah berfirman pada permulaan surat لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنْفَكِّينَ حَتَّىٰ تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ “Orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tidak akan meninggalkan agama mereka sampai datang kepada mereka bukti yang nyata” Para ulama terbagi dalam beberapa pendapat tentang tafsir ayat ini. Diantara pendapat tersebut adalah Pertama, bahwasanya Ahli kitab dan kaum musyrikin tidak akan melepaskan diri dari kesyirikan sampai datang bukti yang nyata. Yaitu setelah datang bukti yang nyata dari Nabi shallallahu alaihi wasallam maka sebagian mereka beriman kepada Nabi dan melepaskan kesyirikan mereka. Kedua, bahwasanya Ahli kitab dan kaum musyrikin tidak meninggalkan pujian-pujian terhadap Nabi sampai Muhammad datang mengaku Nabi. Karena sebelumnya orang-orang Yahudi memuji Nabi karena mereka meyakini Nabi tersebut akan datang dari kaum mereka. Kaum musyrikin juga memuji Nabi karena mereka mengenal Nabi sebagai orang yang memiliki sifat Ash-Shadiq Al-Amin jujur dan terpercaya. lihat Tafsir al-Qurthubi 20/141 Sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ إِلَى الْبَطْحَاءِ فَصَعِدَ إِلَى الْجَبَلِ فَنَادَى يَا صَبَاحَاهْ فَاجْتَمَعَتْ إِلَيْهِ قُرَيْشٌ فَقَالَ أَرَأَيْتُمْ إِنْ حَدَّثْتُكُمْ أَنَّ الْعَدُوَّ مُصَبِّحُكُمْ أَوْ مُمَسِّيكُمْ أَكُنْتُمْ تُصَدِّقُونِي قَالُوا نَعَمْ قَالَ فَإِنِّي نَذِيرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيدٍ فَقَالَ أَبُو لَهَبٍ أَلِهَذَا جَمَعْتَنَا تَبًّا لَكَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ إِلَى آخِرِهَا Dari Ibnu Abbas bahwa suatu hari Nabi shallallahu alaihi wa sallam keluar menuju Bathha`, kemudian beliau naik ke bukit seraya berseru, “Wahai sekalian manusia.” Maka orang-orang Quraisy pun berkumpul. Kemudian beliau bertanya, “Bagaimana, sekiranya aku mengabarkan kepada kalian, bahwa musuh di balik bukit ini akan segera menyergap kalian di pagi hari atau di sore hari, apakah kalian akan membenarkanku?” Mereka menjawab, “Ya.” Beliau bersabda lagi, “Sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan bagi kalian sebelum datang adzab yang pedih.” Maka Abu Lahab pun berkata, “Apakah hanya karena itu kamu mengumpulkan kami? Sungguh kecelakanlah bagimu.” Maka Allah menurunkan firman-Nya “TABBAT YADAA ABII LAHAB..” Hingga akhir ayat.” HR Bukhari no. 4972 dan Muslim no. 208 Jadi mereka akan terus memuji Nabi dan tidak akan meninggalkan pujian tersebut, melainkan setelah Nabi datang dan mengumumkan bahwasanya dirinya adalah seorang Nabi, barulah mereka mencela. Ayat ini juga menjadi dalil bahwasanya seluruh ahli kitab dan kaum musyrikin keduanya adalah orang kafir. Selain itu, ahli kitab itu sendiri juga telah berbuat kesyirikan. Kaum musyrikan pada zaman Nabi adalah kaum penyembah berhala dan penyembah api orang-orang Majusi. Sedangkan kesyirikan ahli kitab berbeda, orang-orang Yahudi mengatakan bahwa Uzair adalah anak Allah, mereka menyamakan antara Allah dengan makhluk dengan mengatakan tangan Allah terbelenggu, mereka juga mengatakan Allah miskin. Orang-orang Nasrani mengatakan Allah adalah satu dari yang tiga, mereka juga mengatakan bahwa Isa adalah anak Allah, dan berbagai macam perilaku-perilaku dan kesyirikan-kesyirikan mereka yang Allah kabarkan dalam Al-Quran. Namun dalam ayat ini Allah membedakan antara kaum musyrikin penyembah berhala dan ahlul kitab kaum Yahudi dan Nasrani, karena masing-masing mempunyai hukum yang khusus yang tidak sama dengan lainnya. Ahli kitab asalnya memiliki kitab suci, Yahudi punya Kitab Taurat dan Nasrani punya Kitab Injil. Sehingga hukum yang berlaku kepada mereka berbeda dengan hukum yang berlaku pada kaum musyrikin. Diantaranya, sembelihan ahli kitab halal untuk dimakan sebagaimana sembelihan kaum muslimin, sementara tidak halal sembelihan kaum musyrikin. Allah berfirman tentang sembelihan ahli kitab الْيَوْمَ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ ۖ وَطَعَامُ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حِلٌّ لَكُمْ وَطَعَامُكُمْ حِلٌّ لَهُمْ ۖ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ إِذَا آتَيْتُمُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ مُحْصِنِينَ غَيْرَ مُسَافِحِينَ وَلَا مُتَّخِذِي أَخْدَانٍ “Pada hari ini dihalalkan bagimu segala yang baik-baik. Makanan sembelihan ahli kitab itu halal bagimu, dan makananmu halal bagi mereka. Dan dihalalkan bagimu menikahi perempuan-perempuan yang menjaga kehormatan di antara perempuan-perempuan yang beriman.” QS Al-Maidah 5 Wanita ahli kitab dari Yahudi dan Nasrani juga boleh dinikahi oleh laki-laki muslim dengan syarat wanita tersebut adalah wanita yang menjaga diri bukan pezina. Allah berfirman وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَاب مِنْ قَبْلِكُمْ إِذَا آتَيْتُمُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ مُحْصِنِينَ غَيْرَ مُسَافِحِينَ وَلَا مُتَّخِذِي أَخْدَانٍ “Dan perempuan-perempuan yang menjaga kehormatan diantara orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu, apabila kamu membayar maskawin mereka untuk menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan bukan untuk menjadikan perempuan piaraan.” QS Al-Maidah 5 Adapun menikahi wanita-wanita musyrik hukumnya tidak boleh. Allah berfirman وَلَا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكَاتِ حَتَّىٰ يُؤْمِنَّ ۚ وَلَأَمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya hamba sahaya yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu.” QS Al-Baqarah 221 Oleh karena itu, Allah membedakan antara ahli kitab dan kaum musyrikin karena kesyirikan ahli kitab dan kesyirikan kaum musyrikin pada zaman itu berbeda sehingga hukum yang berlaku diantara mereka juga berbeda. Kemudian Allah berfirman رَسُولٌ مِنَ اللَّهِ يَتْلُو صُحُفًا مُطَهَّرَةً “Yaitu seorang rasul dari Allah Muhammad yang membacakan lembaran-lembaran yang suci Al-Quran” الْبَيِّنَةُ “Bukti yang jelas” tersebut adalah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Ditambah beliau merupakan utusan Allah dan beliau juga mendatangkan lembaran-lembaran yang disucikan yaitu Al-Quran. Berdasarkan ayat ini, karena Al-Quran disebut lembaran-lembaran yang disucikan maka kata para ulama, Al-Quran tidak mungkin ada kebathilan di dalamnya. Allah berfirman لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ ۖ تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ “yang tidak akan didatangi oleh kebatilan baik dari depan maupun dari belakang pada masa lalu dan yang akan datang yang diturunkan dari Tuhan yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji.” QS Fushilat 42 Allah juga berfirman إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Quran, dan pasti Kami pula yang memeliharanya.” QS Al-Hijr 9 Oleh karena itu, Al-Quran itu tidak mungkin ada kebathilan dan tidak pula ada perubahan di dalamnya selama-lamanya. Berbeda dengan kitab Taurat dan Injil yang tidak dijamin oleh Allah untuk menjaganya, bahkan Allah menyerahkan penjagaan kitab tersebut kepada para pendeta. Allah berfirman إِنَّا أَنْزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ ۚ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا لِلَّذِينَ هَادُوا وَالرَّبَّانِيُّونَ وَالْأَحْبَارُ بِمَا اسْتُحْفِظُوا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ وَكَانُوا عَلَيْهِ شُهَدَاءَ ۚ “Sungguh Kami yang menurunkan Taurat, di dalamnya ada petunjuk dan cahaya. Yang dengan kitab itu para Nabi yang berserah kepada Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya.” QS Al-Maidah 44 Allah menugaskan mereka untuk menjaga Taurat dan Injil. Akan tetapi mereka tidak menjaganya, mereka malah merubahnya. Allah berfirman فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَٰذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا ۖ فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُون “Maka celakalah orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka sendiri, kemudian berkata, Ini dari Allah’ dengan maksud untuk menjualnya dengan harga yang murah. Maka celakalah mereka, karena tulisan tangan mereka, dan celakalah mereka karena apa yang mereka perbuat.” QS Al-Baqarah 79 Sampai-sampai Allah menyebutkan kecelakaan sebanyak tiga kali akibat ulah mereka. Mereka berani mengubah ayat Allah dari asalnya. Dan benar dijumpai banyaknya kontradiksi-kontradiksi satu sama lain isi dari Injil. Berbeda dengan Al-Quran yang terjamin keotentikannya sejak diturunkan hingga sekarang dan akan datang. Bahkan barang siapa yang meyakini adanya perubahan di dalam Al-Quran, maka itu adalah salah satu bentuk dari kekufuran. Kemudian Allah berfirman فِيهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌ “Di dalamnya terdapat isi kitab-kitab yang lurus benar” Yaitu di dalamnya terdapat kitab-kitab yaitu hukum-hukum yang lurus dan adil, karena kitab terkadang maknanya adalah hukum lihat Tafsir As-Sam’aani 6/263 Kemudian Allah berfirman وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُ “Dan tidaklah terpecah-belah orang-orang Ahli Kitab melainkan setelah datang kepada mereka bukti yang nyata” Sebelum datangnya Nabi shallallahu alaihi wasallam semua yahudi bersepakat untuk menanti Nabi terakhir dan untuk beriman kepadanya, namun tatkala datang الْبَيِّنَةُ “Bukti yang jelas” yaitu Nabi, maka merekapun terpecah, ada diantara mereka yang beriman kepada Nabi dan sebagian mereka kafir kepada Nabi. lihat Tafsir At-Thobari 24/553 Allah mengatakan bahwa demikianlah kebiasaan orang-orang terdahulu, sejak datang Taurat mereka sudah terpecah. Sehingga Allah mengatakan وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ۚ وَأُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ “Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Dan mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang berat.” QS Ali Imran 105 Al-Hafidz Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat pada surat Al-Bayyinah ini, beliau membawakan hadits yang masyhur dan dishahihkan oleh banyak ahli hadits. Dimana Nabi bersabda اِفْتَرَقَ الْيَهُوْدُ عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً، وَتَفَرَّقَتِ النَّصَارَى عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً. “Kaum Yahudi telah terpecah menjadi tujuh puluh satu golongan atau tujuh puluh dua golongan, dan kaum Nasrani telah terpecah menjadi tujuh puluh satu atau tujuh puluh dua golongan, dan ummatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan.” HR Abu Dawud no. 4596, Tirmidzi no. 2778 Dalam riwayat yang lain terdapat tambahan, قَالُوْا وَمَنْ هِيَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِيْ “Para sahabat bertanya, Siapa mereka wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, Apa yang aku dan para Shahabatku berada di atasnya’.” HR Tirmidzi no. 2641 Jadi, orang-orang dahulu dari kaum Yahudi telah berpecah-belah meskipun telah datang petunjuk dari Allah. Kemudian Allah berfirman وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ “Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena menjalankan agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang benar” حُنَفَاءَ diambil dari kata حَنِيْفٌ yang dalam bahasa Arab artinya condong. Yaitu condong kepada tauhid dan menjauh dari kesyirikan. Meskipun Ahli Kitab dan kaum musyrikin hanya diperintahkan untuk beribadah ikhlas kepada Allah dan menjauhkan diri dari kesyirikan, serta untuk menegakkan shalat dan membayar zakat. Namun mereka tetap saja tidak mau beriman dan mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya tersebut. Padahal apa yang diperintahkan atau didakwahkan Nabi Muhammad sama dengan yang didakwahkan oleh Nabi-Nabi sebelumnya, sama yang didakwahkan oleh Nabi Musa dan Nabi Isa alaihimas salam. Allah berfirman وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ “Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang Rasul untuk setiap umat untuk menyerukan, Sembahlah Allah, dan jauhilah thaghut’.” QS An-Nahl 36 Dalam ayat yang lain, Allah berfirman وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۚ أَفَلَا تَتَّقُونَ “Dan kepada kaum Ad kami utus saudara mereka Nabi Hud. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa?” QS Al-A’raf 65 Dan dalam ayat yang lain, Allah juga berfirman وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ “Dan kepada kaum Tsamud Kami utus saudara mereka Shalih. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada sesembahan yang berhak disembah bagimu selain Dia.” QS Al-A’raf 73 Nabi Musa alaihis salam berkata وَانْظُرْ إِلَى إِلَهِكَ الَّذِي ظَلْتَ عَلَيْهِ عَاكِفًا لَنُحَرِّقَنَّهُ ثُمَّ لَنَنْسِفَنَّهُ فِي الْيَمِّ نَسْفًا 97 إِنَّمَا إِلَهُكُمُ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَسِعَ كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا “Dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam laut berupa abu yang berserakan. Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu” QS Thoha 97-98 Nabi Isa ‚alaihis salam berkata مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلَّا مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku mengatakannya yaitu “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu QS Al-Maidah 117 Semua Nabi sejak dahulu memerintahkan umatnya untuk bertauhid, yaitu agar mereka beribadah kepada Allah saja dan menjauhi kesyirikan. Begitupun dengan Nabi Muhammad. Tetapi mereka malah mengingkari Nabi. Ayat ini juga menunjukan bahwa sholat dan zakat adalah ibadah yang sangat penting karena disebutkan secara khusus padahal sudah masuk dalam keumuman firman Allah “Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah”. Ini juga menunjukan bahwa ibadah sholat dan zakat adalah ibadah yang diperintahkan oleh para nabi, dan bukan hanya khusus syariat Muhammad lihat Tafsir as-Sa’di hal 931 Setelah itu Allah menyebutkan tentang nasib orang-orang kafir dan kaum musyrikin. Allah berfirman إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ أُولَٰئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ “Sesungguhnya orang-orang yang kafir dari golongan ahli kitab dan orang-orang musyrik akan masuk ke neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk” Mereka adalah makhluk-makhluk yang paling buruk, hal tersebut karena Allah telah memberikan untuk mereka segala macam nikmat, Allah telah memberi tubuh yang indah, akal yang cerdas, namun mereka malah memalingkan penyembahan kepada selain Allah. Bahkan sebagian dari mereka justru menyembah makhluk yang lebih buruk dari mereka seperti syaithan, jin, patung sapi, dan lain-lain. Dalam ayat lain Allah berfirman إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ عِنْدَ اللَّهِ الَّذِينَ كَفَرُوا فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ Sesungguhnya binatang makhluk yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman QS Al-Anfaal 55 Allah juga menjelaskan bahwa mereka lebih buruk dari pada binatang ternak. Allah berfirman وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai QS Al-A’roof 179 أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya dari binatang ternak itu QS Al-Furqon 44 Mereka juga dikatakan terburuk karena mereka telah mengetahui kebenaran الْبَيِّنَةُ “Bukti yang jelas” akan tetapi mereka tetap meninggalkan kebenaran tersebut lihat Tafsir As-Sa’di hal 931 Ayat ini sekaligus bantahan untuk orang-orang liberal yang menyatakan bahwasanya Yahudi dan Nashrani masuk surga sebagaimana kaum muslimin. Keyakinan demikian adalah keyakinan yang kufur, karena seakan-akan melazimkan telah menyamakan antara agama tauhid dan kesyirikan atau menyamakan Allah sebagai sesembahan orang yang beriman dan selain Allah. Sesungguhnya pemikiran seperti itu muncul karena mereka menganggap bahwa agama itu hanyalah cara beradab cara mencapai akhlak yang baik, dan akhlak yang baik bisa diperoleh dengan mengikuti agama Budha, Hindu, atau agama lainnya. Akan tetapi anggapan seperti ini adalah anggapan yang tidak berdasar, karena Allah mengutus para Nabi ke muka bumi ini prioritas utamanya adalah agar mendakwahkan tauhid. Seseorang yang memiliki akhlak mulia tetapi tidak mentauhidkan Allah maka hal itu tidak bermanfaat. Seperti Ibnu Jud’an, dalam sebuah hadits yang shahih, ketika Aisyah bertanya kepada Nabi يَا رَسُولَ اللَّهِ ابْنُ جُدْعَانَ كَانَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ يَصِلُ الرَّحِمَ وَيُطْعِمُ الْمِسْكِينَ فَهَلْ ذَاكَ نَافِعُهُ قَالَ لاَ يَنْفَعُهُ إِنَّهُ لَمْ يَقُلْ يَوْمًا رَبِّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ “Wahai Rasulullah, Ibnu Jud’an di zaman jahiliyyah, dia adalah orang yang menyambung silaturahmi, memberi makan kepada orang-orang miskin, apakah bermanfaat bagi dia kebaikannya dahulu? Nabi menjawab, “Tidak bermanfaat, dia tidak pernah berdoa kepada Allah, Ya Allah ampunilah dosa-dosaku pada hari kiamat kelak’.” HR Muslim no. 214 Begitu pun apa yang terjadi dengan paman Nabi yaitu Abu Thalib. Padahal siapa yang lebih hebat dari Abu Thalib dalam membela Islam, bahkan rela mati untuk membela Nabi. Tetapi bersamaan dengan itu, pembelaannya terhadap Nabi tidak dapat menghindarkannya dari api neraka Jahannam. Tatkala Abu Thalib akan meninggal dunia, Nabi mendatangi Abu Thalib dan mengatakan, أَىْ عَمِّ، قُلْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ. كَلِمَةً أُحَاجُّ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللَّهِ “. فَقَالَ أَبُو جَهْلٍ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي أُمَيَّةَ يَا أَبَا طَالِبٍ، تَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَلَمْ يَزَالاَ يُكَلِّمَانِهِ حَتَّى قَالَ آخِرَ شَىْءٍ كَلَّمَهُمْ بِهِ عَلَى مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ. فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم لأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ مَا لَمْ أُنْهَ عَنْهُ “Wahai paman, ucapkanlah laa ilaaha illallaah. Dengan kalimat ini, akan aku bela engkau nanti di sisi Allah.” Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah menanggapi, “Apakah engkau membenci agamanya Abdul Muthalib?” Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam terus menawarkan kepada pamannya. Namun kedua orang itu juga terus menimpalinya. Akhirnya Abu Thalib mengatakan kepada mereka, “Di atas agamanya Abdul Muthalib.” Ia enggan mengucapkan laa ilaha illallaah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengatakan, “Demi Allah, akan kumohonkan ampun untukmu selama aku tidak dilarang.” HR Bukhari no. 4494 Semasa hidupnya Abu Thalib juga pernah menyenandungkan syair وَلَقَدْ عَلِمْتُ بِأَنَّ دِينَ مُحَمَّدٍ … مِنْ خَيْرِ أَدْيَانِ الْبَرِيَّةِ دِينَا لَوْلَا الْمَلَامَةُ أَوْ حِذَارُ مَسَبَّةٍ … لَوَجَدْتَنِي سَمْحًا بِذَاكَ مُبِينَا “Sungguh aku tahu bahwa agamanya Muhammad adalah agama yang terbaik diantara agama-agama manusia. Kalau bukan karena takut celaan dan cercaan kau akan dapati aku sudah memeluk Islam.” Dalaailun Nubuwwah, Al-Baihaqi 2/188 dan Syarh al-Aqidah at-Thohawiyah, Ibnu Abil Izz al-Hanafi 2/461 Akhirnya Allah menurunkan ayat yang melarang Nabi memohonkan ampun, meskipun jasa Abu Tholib sangat luar biasa. Allah berfirman Kemudian Allah menurunkan firman-Nya, مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ “Tidak patut bagi seorang nabi dan orang-orang yang beriman untuk memohonkan ampunan kepada orang-orang musyrik.” QS At-Taubah 113 Nabi hanya bisa memberi syafaat atas izin Allah untuk pamannya tersebut, yaitu siksaannya diringankan dibanding penghuni neraka lainnya. Dalam suatu hadits dari Al-Abbas bin Abdul Muthalib radhiyallahu anhu, beliau bertanya kepada Nabi, مَا أَغْنَيْتَ عَنْ عَمِّكَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَحُوطُكَ وَيَغْضَبُ لَكَ؟ “Apakah anda tidak bisa menolong paman anda?, karena dia selalu melindungi anda dan marah karena anda.” Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam menjawab, هُوَ فِي ضَحْضَاحٍ مِنْ نَارٍ، وَلَوْلاَ أَنَا لَكَانَ فِي الدَّرَكِ الأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ ”Dia berada di permukaan neraka. Andai bukan karena aku, niscaya dia berada di kerak neraka.” HR Bukhari no. 3883, Ahmad no. 1774 Yaitu Abu Thalib disiksa dengan diletakan dua bara api di bawah kedua telapak kakinya sehingga otaknya mendidih. Oleh karena itu, agama yang diserukan oleh Nabi Muhammad bukanlah sekedar mendakwahkan akhlak, akan tetapi yang paling penting adalah tauhid. Dan pemahaman bahwasanya semua agama sama dan bisa mengantarkan ke surga adalah pemahaman yang batil lagi berbahaya. Setelah Allah menyebutkan tentang kesudahan kaum ahli kitab dan kaum musyrikin, Allah kemudian menyebutkan tentang keadaan orang-orang yang beriman. Allah berfirman إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّة “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, mereka adalah sebaik-baik makhluk” Mereka adalah hamba-hamba yang bertauhid, beriman, dan beramal shalih. Mereka tunduk patuh kepada Allah dan menjauhkan diri mereka dari segala bentuk kesyirikan. Sehingga jadilah mereka sebagai makhluk yang terbaik. Kemudian Allah berfirman جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۖ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ “Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga Adn yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah balasan bagi orang yang takut kepada RabbNya” Allah ridha dengan mereka karena ketaatan mereka kepada Allah, dan mereka juga ridha puas dengan karunia dan kenikmatan yang Allah berikan kepada mereka di surga yang abadi. Hal ini karena mereka tatkala di dunia takut kepada Rabb mereka sehingga mereka menjalankan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan.
14/11/2022 by rizal. Surat Al Bayyinah (البينة) yakni surat ke-98 dlm Al Alquran. Berikut ini terjemahan, asbabun nuzul, & tafsir Surat Al Bayyinah. Surat ini terdiri dr 8 ayat. Nama surat ini Al Bayyinah yang berarti bukti yg kasatmata. Terambil dr ayat pertama. Nama lainnya adalah Lam Yakun, dr awal ayat pertama.
فِيهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌ Arab-Latin Fīhā kutubung qayyimahArtinya Di dalamnya terdapat isi Kitab-kitab yang lurus. Al-Bayyinah 2 ✵ Al-Bayyinah 4 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangTafsir Penting Terkait Surat Al-Bayyinah Ayat 3 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Bayyinah Ayat 3 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan tafsir penting dari ayat ini. Ditemukan kumpulan penafsiran dari banyak ulama terkait makna surat Al-Bayyinah ayat 3, di antaranya sebagaimana di bawah ini📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaPada shuhuf-shuhuf tersebut ada berita-berita yang benar dan perintah-perintah yang adil, yang membimbing kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram3. Di dalam lembaran-lembaran itu terdapat berita-berita yang benar dan hukum-hukum yang adil, menunjuki manusia kepada kebaikan dan kedewasaan mereka.📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah3. فِيهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌ di dalamnya terdapat isi Kitab-kitab yang lurus Maksudnya adalah ayat-ayat dan hukum-hukum yang tertulis di dalamnya. Makna القيمة yakni lurus dan sama sekali tidak berbelok dari kebenaran; bahkan seluruh isinya adalah kebaikan, petunjuk, dan hikmah, sebagaimana firman Allah الحمد لله الذي أنزل على عبده الكتاب ولم يجعل له عوجا قيما لينذر.... “Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab Al-Quran dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya; sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan…” al-Kahfi 1-2 Dan barangsiapa yang mengikutinya maka ia telah berada di jalan Allah yang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah3. Dalam shuhuf-shuhuf itu terdapat ayat-ayat tertulis dan hukum-hukum syari’at yang lurus dan penuh hikmah yang tidak ada penyimpangan di dalamnya, melainkan kebaikan dan bimbingan📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah{di dalamnya terdapat kitab-kitab yang lurus} berita-berita yang benar, dan hukum-hukum yang adil📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H2-3. Kemudian Allah menjelaskan bukti nyata tersebut seraya berfirman, “yaitu seorang Rasul dari Allah,” yakni yang diutus oleh Allah untuk menyeru manusia kepada kebenaran dan menurunkan padanya kitab yang ia baca agar mengajarkan hikmah kepada manusia, menyucikan mereka, dan mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya. Karena itu Allah berfirman, “Yang membacakan lembaran yang disucikan al-Quran,” yakni yang terjaga dari pendekatan setan. Hanya mereka yang suci yang menyentuhnya, karena al-Quran adalah kalam Firman yang paling tinggi. Karena itu Allah berfirman tentang lembaran-lembaran itu, “Di dalamnya,” yakni di dalam lembaran-lembaran tersebut, “terdapat isi Kitab-kitab yang lurus,” yakni berita-berita benar, perintah-perintah adil yang menunjukkan kepada kebenaran dan menuju jalan yang lurus. Bila bukti nyata ini datang pada mereka, maka ketika itu jelaslah antara orang yang mencari kebenaran dan orang yang tidak memiliki kehendak untuk mencarinya. Setelah itu orang yang binasa akan binasa setelah adanya bukti nyata dan orang yang hidup juga akan hidup setelah ada bukti dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah Komite Fatwa Majelis Ulama KSADiantara lembaran-lembaran itu ada kitab-kitab suci yang diturunkan kepada Rasul-rasul sebelum Muhammad dan Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya yang tertulis didalamnya kebenaran dan hukum-hukum yang adil, yang membimbing manusia kepada kebaikkan, dan suci dari gangguan syaithon, Allah berfirman { لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ } Tidak menyentuhnya kecuali siapa yang disucikan [ Al-Waqi’ah 79 ] , “Al-Muthohharun” yaitu para Malaikat.📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H3-4. فِيهَا maknanya Didalam lembaran-lembaran tersebut terdapat كُتُبٌ قَيِّمَةٌ kitab-kitab yang lurus " Kitab-kitab maknanya tulisan-tulisan yang tertulis yang lurus, كُتُبٌ [Kutubun] bentuk jamak dari كِتَاب [kitab buku] bermakna yang ditulis. Makna ayat ini Bahwa di dalam lembaran-lembaran ini, terdapat tulisan-tulisan yang lurus, yang Allah 'Azza Wa Jalla tulis. Dan dikethui bahwa apabila seorang insan membuka lembaran-lembaran al-Quran akan mendapatinya demikian, dia akan mendapati al-Quran berupa tulisan-tulisan yang lurus, perhatikanlah yang didatangkan oleh al-Quran berupa penetapan pengesaan Allah 'Azza Wa Jalla, pemujian dan pengagungan, dan pensucian kepada-Nya, anda akan mendapati Al-Quran penuh dengan hal itu. Perhatikanlah apa-apa yang terkandung dalam Al-Quran berupa penyebutan sifat Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam dan sifat para sahabatnya dari kalangan muhajirin dan anshar, dan sifat para pengikut mereka dalam kebaikan. Perhatikanlah apa-apa yang disebutkan dalam al-Quran beurpa perintah untuk shalat, zakat, puasa, haji dan perkara lainnya, termasuk akhlak-akhlak mulia, anda akan mendapatinya segalah yang didatangkan oleh Al-Quran lurus dengan sendirinya, dan dia pun meluruskan yang lainnya فِيهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌ " di dalamnya terdapat isi kitab-kitab yang lurus." Dengan demikian, Allah memberitakan dalam ayat ini bahwa tidak mungkin mereka orang-orang kafir baik ahlulkitab dan juga orang-orang musyrik meninggalkan agama mereka, sampai datang kepada mereka bukti. Lalu setelah datang kepada mereka bukti itu, apakah mereka meninggalkan agama mereka, meninggalkan kekufuran mereka dan kesyirikan mereka? Jawabanya Allah ta'ala berfirman وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُ " Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al Kitab kepada mereka melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata." Yakni Setelah datang bukti kepada mereka, mereka berselisih, di antara mereka ada yang beriman dan di antara mereka ada yang kafir. Dari kalangan nasrani ada yang beriman seperti raja Najasyi, raja negeri habasyah, dan dari kalangan yahudi pun ada yang beriman seperti Abdullah bin Salam radhiyallaah 'anhu. Di antara mereka ada yang beriman ada juga yang kafir, dan siapa saja yang Allah ketahui bahwa ia menginginkan kebaikan, dan menginginkan gama untuk Allah, dia akan beriman dan mendaoatkan taufiq untuk beriman, dan siapa saja yang tidak demikian maka ia akan ditunjukkan kepada kekufuran, dan begitu juga, dari kalangan orang-orang musyrik ada yang beriman, dan alangkah manyaknya orang-orang musyrik dari kalangan quraisy yang beriman, orang-orang quraisy sebelum di utusnya Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, masih dalam agama yang dianut oleh mereka hingga datang bukti kepada mereka, kemudian setelah datang bukti, mereka pun berselisih dan bercerai-berai, sebagaimana Allah ta'ala berfirman وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ " Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,"QS. Ali Imran 105📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Al-Bayyinah ayat 3 Allah menjelaskan bahwa Al Qur’an mengandung ayat-ayat dan hukum-hukum, yang memberi pengajaran berharga, teruji dan jelas, yang tidak ada kesesatan di dalamnya. Dan yang memberi petunjuk kepada yang haq dan jalan yang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, dimaksud dengan isi kitab-kitab yang lurus ialah isi kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi seperti Zabur, Taurat, dan Injil yang murni. Ada pula yang menafsirkan, bahwa di dalam Al Qur’an terdapat berita-berita yang benar, perintah yang adil yang menunjukkan kepada kebenaran dan jalan yang lurus. Ketika bukti yang nyata ini Al Qur’an telah datang, maka saat itu jelaslah orang yang bermaksud mencari kebenaran dengan yang tidak bermaksud mencarinya, sehingga menjadi binasa seseorang karena bukti yang jelas dan menjadi hidup orang yang hidup karena bukti yang jelas.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Bayyinah Ayat 3Lembaran-lembaran suci itu di dalamnya terdapat kitab-kitab, yakni hukum-hukum tertulis, yang lurus. Al-qur'an berisi akidah, hukum, kisah, dan aturan yang menuntun umat manusia ke jalan yang benar dan lurus. 4. Wahai nabi, ketahuilah bahwa ahli kitab dahulu sepakat mengimani dirimu sebagai rasul terakhir sebagaimana informasi yang mereka dapati dalam kitab-kitab mereka. Dan tidaklah terpecah-belah orang-orang ahli kitab itu melainkan setelah datang kepada mereka bukti yang nyata, yaitu kedatangan'mu atau Al-Qur'an yang kaubawa. Sebagian beriman kepadamu dan sebagian yang lain dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikianlah pelbagai penafsiran dari berbagai mufassir mengenai makna dan arti surat Al-Bayyinah ayat 3 arab-latin dan artinya, moga-moga membawa manfaat untuk kita. Sokong kemajuan kami dengan mencantumkan backlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan Halaman Terbanyak Dikunjungi Tersedia banyak materi yang terbanyak dikunjungi, seperti surat/ayat Al-Baqarah 183, Al-Fath, At-Tin, Al-Fil, Alhamdulillah, Yusuf 4. Juga Al-Insyirah, Ali Imran 159, Al-Bayyinah, Inna Lillahi, Al-Ma’un, Al-Alaq. Al-Baqarah 183Al-FathAt-TinAl-FilAlhamdulillahYusuf 4Al-InsyirahAli Imran 159Al-BayyinahInna LillahiAl-Ma’unAl-Alaq Pencarian lam yakunil surat apa, alam tara kaifa, al baqarah ayat 96, surah al-kausar, surat al hujurat ayat 10 latin Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah Tafsirsurat al bayyinah Endang Suhendar. Mengkaji surah al kafirun dan al-bayyinah 1 Alvie Messi. Tafsir Al azhar 098 al bayyinah Muhammad Idris. Makna syahadat Abdul Mughni Rozy. Konsep syahadah-dan-tuntutannya Mohd Hamidi. Iman kepada kitab Rifka Marwani. konsep akidah Tafsir Jalalayn Tafsir Quraish Shihab Diskusi Tiadalah orang-orang yang kafir dari huruf Min di sini mengandung makna penjelasan kalangan ahlulkitab dan orang-orang musyrik orang-orang musyrik artinya orang-orang yang menyembah berhala; lafal Musyrikiina di'athafkan kepada lafal Ahlilkitaabi mau meninggalkan agamanya; lafal Munfakkiina sebagai Khabar dari lafal Yakun; artinya mereka akan tetap memegang agama yang mereka peluk sebelum datang kepada mereka artinya sampai datang kepada mereka bukti yang nyata berupa hujah yang jelas, yang dimaksud adalah Nabi Muhammad saw. [[98 ~ AL-BAYYINAH BUKTI YANG NYATA Pendahuluan Madaniyyah, 8 ayat ~ Melalui kitab suci yang ada pada mereka, orang-orang Ahl al-Kitâb mengetahui bahwa akan muncul seorang nabi akhir zaman. Dan orang-orang musyrik Mekah mengetahui hal itu melalui mereka. Hal itu semestinya membuat mereka percaya ketika nabi itu benar-benar telah diutus. Tetapi, ketika seseorang dari kalangan mereka diangkat untuk menjadi rasul utusan Allah, dan diperkuat dengan al-Qur'ân, mereka saling berselisih dan mengingkari janji. Pengingkaran para Ahl al-Kitâb tersebut lebih dari pengingkaran para musyrikin. Kelak, di akhirat, mereka semua akan hidup abadi dalam api neraka. Sedangkan orang-orang Mukmin yang memiliki kedudukan yang tinggi adalah sebaik-baiknya makhluk. Balasan yang disediakan untuk mereka adalah kehidupan abadi di dalam surga dan kepuasan dengan apa yang dicapainya. Kenikmatan ini diperuntukkan bagi mereka yang takut kepada Tuhannya.]] Orang-orang Yahudi, Nasrani dan orang-orang musyrik yang mengingkari Allah dan Rasul-Nya, tidak akan berpaling dari kelengahan dan ketidaktahuan mereka akan kebenaran sampai datang kepada mereka bukti yang nyata. Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir Admin Submit 2015-04-01 021332 Link sumber Yaitu orang-orang Yahudi dan Nasrani. Yakni hujjah yang nyata, yaitu Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana diterangkan dalam ayat setelahnya. Surat Al-Bayyinah Ayat 1 لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنْفَكِّينَ حَتَّىٰ تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata, Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلۡقَيِّمَةِ وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلۡقَيِّمَةِ لِيَعۡبُدُواْ supaya mereka menyembah مُخۡلِصِينَ mengikhlaskan/memurnikan وَيُقِيمُواْ dan mereka mendirikan وَيُؤۡتُواْ dan mereka menunaikan وَذَٰلِكَ dan demikian itu لِيَعۡبُدُواْ supaya mereka menyembah مُخۡلِصِينَ mengikhlaskan/memurnikan وَيُقِيمُواْ dan mereka mendirikan وَيُؤۡتُواْ dan mereka menunaikan وَذَٰلِكَ dan demikian itu Terjemahan Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif istikamah, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus benar. Tafsir Padahal mereka tidak disuruh di dalam kitab-kitab mereka yaitu Taurat dan Injil kecuali menyembah Allah kecuali supaya menyembah Allah, pada asalnya adalah An Ya'budullaaha, lalu huruf An dibuang dan ditambahkan huruf Lam sehingga jadilah Liya'budullaaha dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam beragama artinya membersihkannya dari kemusyrikan dengan lurus maksudnya berpegang teguh pada agama Nabi Ibrahim dan agama Nabi Muhammad bila telah datang nanti. Maka mengapa sewaktu ia datang mereka menjadi jadi ingkar kepadanya dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama atau tuntunan yang mustaqim yang lurus. Topik Ikon: StyleIslam. Audio Perayat: Verse By Verse Quran. Terjemahan Al Quran Bahasa Melayu. Surah Al-Bayyinah. Orang-orang yang kafir dari Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) serta orang-orang musyrik, tidak akan terlepas (dari kepercayaan dan amalan masing-masing) sehingga datang kepada mereka bukti yang jelas nyata, -. Surah Al Bayyinah Bukti Yang Nyata Surah ke-98. 8 ayat. Madaniyyah بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Ayat 1-5 Ahli Kitab berpecah belah menyikapi Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, padahal ajaran yang dibawanya adalah wajar. لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنْفَكِّينَ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ ١ رَسُولٌ مِنَ اللَّهِ يَتْلُو صُحُفًا مُطَهَّرَةً ٢ فِيهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌ ٣ وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُ ٤ وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ ٥ Terjemah Surat Al Bayyinah Ayat 1-5 1. Orang-orang kafir dari golongan ahli kitab[1] dan orang-orang musyrik mengatakan bahwa mereka tidak akan meninggalkan agama mereka sampai datang kepada mereka bukti yang nyata[2], 2. yaitu seorang rasul dari Allah Muhammad[3] yang membacakan lembaran-lembaran yang suci Al Quran[4], 3. Di dalamnya terdapat isi kitab-kitab yang lurus benar[5]. 4. [6]Dan tidaklah berpecah belah orang-orang ahli kitab melainkan setelah datang kepada mereka bukti yang nyata[7]. 5. Padahal mereka hanya diperintah[8] menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya[9] dalam menjalankan agama dengan lurus[10], dan juga agar mendirikan shalat dan menunaikan zakat[11]; dan yang demikian[12] itulah agama yang lurus benar[13]. Ayat 6-8 Balasan untuk orang-orang kafir dari kalangan Ahli Kitab dan kaum musyrik, serta balasan untuk orang-orang mukmin. إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ ٦ إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ ٧ جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ ٨ Terjemah Surat Al Bayyinah Ayat 6-8 6. [14]Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan ahli kitab dan orang-orang yang musyrik akan masuk ke neraka Jahanam[15]; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya[16]. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk[17]. 7. Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. 8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya[18]. Yang demikian itu adalah balasan bagi orang yang takut kepada Tuhannya[19]. [1] Yaitu orang-orang Yahudi dan Nasrani. [2] Yakni hujjah yang nyata, yaitu Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam sebagaimana diterangkan dalam ayat setelahnya. [3] Allah Subhaanahu wa Ta’aala mengutus Beliau untuk mengajak manusia kepada kebenaran; Dia menurunkan kepadanya kitab, agar Beliau mengajarkan kepada manusia kitab itu dan hikmah As Sunnah serta membersihkan mereka, dan mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. [4] Yakni terjaga dari didekati oleh setan-setan dan tidak disentuh kecuali oleh makhluk yang disucikan. [5] Yang dimaksud dengan isi kitab-kitab yang lurus ialah isi kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi seperti Zabur, Taurat, dan Injil yang murni. Ada pula yang menafsirkan, bahwa di dalam Al Qur’an terdapat berita-berita yang benar, perintah yang adil yang menunjukkan kepada kebenaran dan jalan yang lurus. Ketika bukti yang nyata ini Al Qur’an telah datang, maka saat itu jelaslah orang yang bermaksud mencari kebenaran dengan yang tidak bermaksud mencarinya, sehingga menjadi binasa seseorang karena bukti yang jelas dan menjadi hidup orang yang hidup karena bukti yang jelas. [6] Jika Ahli Kitab tidak beriman kepada Rasul dan tunduk kepadanya, maka hal itu bukanlah hal yang baru tentang sesat dan kerasnya mereka, karena mereka tidaklah berpecah belah dan berselisih bahkan menjadi ke dalam beberapa golongan kecuali setelah datang kepada mereka bukti yang nyata, yang mengharuskan untuk berkumpul dan bersatu, akan tetapi karena kehinaan dan kerendahan mereka, petunjuk tidaklah menambah mereka selain kesesatan. Ada yang berpendapat, bahwa sebelum kedatangan Beliau shallallahu alaihi wa sallam, mereka berkumpul untuk sama-sama beriman kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, namun ketika Beliau datang, maka di antara mereka banyak yang kafir kepada Beliau karena hasad kepadanya. [7] Yaitu Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam atau Al Qur’an. [8] Dalam kitab mereka, yaitu Taurat dan Injil. [9] Yakni meniatkan semua ibadah mereka yang tampak maupun tesembunyi karena mengharap ridha Allah dan agar dapat dekat di sisi-Nya. [10] Lurus berarti jauh dari syirk mempersekutukan Allah dan jauh dari kesesatan, atau berpaling dari seluruh agama yang bertentangan dengan tauhid. [11] Disebutkan shalat dan zakat secara khusus meskipun sudah masuk ke dalam ayat, “Li ya’budullah” karena keutamaan dan kemuliaan keduanya dan karena keduanya merupakan tiang agama, dimana dengan keduanya maka akan tegaklah semua syariat dalam agama. [12] Yakni tauhid dan berbuat ikhlas dalam beragama. [13] Yakni yang dapat menyampaikan pelakunya ke surga. [14] Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta’aala menyebutkan balasan orang-orang kafir setelah bukti yang nyata datang kepada mereka. [15] Azab dan siksaannya meliputinya. [16] Tanpa diringankan azab mereka. [17] Karena mereka telah mengetahui yang hak namun mereka tinggalkan sehingga mereka rugi di dunia dan akhirat. [18] Allah Subhaanahu wa Ta’aala ridha kepada mereka karena mereka mengerjakan hal-hal yang diridhai-Nya, dan mereka pun ridha kepada-Nya karena Dia telah menyediakan untuk mereka berbagai kenikmatan dan pahala yang besar. [19] Yakni takut kepada azab Tuhannya, sehingga ia berhenti dari mendurhakai-Nya dan beralih mengerjakan kewajibannya. Selesai tafsir surah Al Bayyinah dengan pertolongan Allah, taufiq-Nya dan kemudahan-Nya, wal hamdulillahi Rabbil aalamiin. Tafsir Surat Al-Bayyinah Ayat 7-8. ALLAH Ta'aalaa berkata (yang bermakna) : Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada ALLAH dan Rasul-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, menyembah ALLAH semata dengan mengikhlaskan agama ini hanya untuk-Nya dengan hanif cenderung kepada tauhid, menegakkan shalat, menunaikan zakat dan menta'ati 3FyU74F.
  • 5e734ksaki.pages.dev/270
  • 5e734ksaki.pages.dev/394
  • 5e734ksaki.pages.dev/193
  • 5e734ksaki.pages.dev/297
  • 5e734ksaki.pages.dev/175
  • 5e734ksaki.pages.dev/21
  • 5e734ksaki.pages.dev/6
  • 5e734ksaki.pages.dev/32
  • 5e734ksaki.pages.dev/24
  • tafsir surat al bayyinah